Selasa, 16 Agustus 2016

NONTON

Beginilah kami. Perkara hendak menonton bioskop mesti menempuh tiga jam ke Samarinda. Ya, bukan semata urusan film sebetulnya. Weekend. Menginap kembali ke Aston dengan kamar menghadap Mahakam. Sungai yang menjulur itu diguraukan 'parit' karena keindahannya tak menguar. Atau Bhosporus ketika kami memandangnya dengan latar Islamic Centre kejauhan. Seolah bangunan itu masjid Biru di Istanbul.


Di Aston, Encul bertemu sobatnya, Tsanin, yang juga menginap sekeluarga. Mereka duduk-duduk di lobby dengan earphone dan gawai, berhadapan. Di kursi sebelah, saya yang kelaparan memesan makanan. Lagu Antonio Song mengambang lembut. Dua anak itu memesan teh lemon, tanpa makanan karena masih kenyang. 





Samarinda
Menonton Tiga Srikandi dan Suicide Squad besoknya.  Didahului tawar-menawar dan kecemberutan Encul. Ia merasa saya menjerumuskannya menonton film yang tak diminatinya. Ia bilang hendak menunggu saja di Gramedia. Namun saya kuatir, tak mengizinkannya. Bagaimana kalau kamu diculik ? Bagaimana kalau ada predator anak-anak ? Bagaimana kalau ada kebakaran ? Siapa yang akan menyelematkanmu ?


Film gila Suicide Squad akhirnya ikhlas saya nikmati melewati menit-menit awal. Ini jenis film yang sebetulnya tak bakal saya bela-belain ke bioskop. Film Indonesia juga. Namun akhir-akhir saya meminati menonton film Indonesia di bioskop. 


Kali ini kami tak Tenggarong. Biasanya kami akan mampir makan di resto Tepian, menikmati masakan Kutai di sana. Di Samarinda, kami wajib datang ke warung Pontianak, Chinese Food


Dan makanan-makanan mal, tentu saja. Yang entah mengapa tak membuat saya merasa benar-benar makan. Malamnya, saya mencari nasi Padang dan akhirnya berakhir memesan makanan hotel sembari menemani dua anak itu.



sebegini makanan, tetap mencari nasi padang :)


Tak ada nasi Padang, akhirnya :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar